1. OBSERVASI
Teks laporan hasil observasi terdiri atas definisi umum (pembukaan), deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Bagian definisi umum (pembukaan) berisi pengertian akan sesuatu yang dibahas. Deskripsi bagian berisi gambaran tentang sesuatu secara terinci. Sementara itu, deskripsi manfaat merupakan bagian yang berisi manfaat atau kegunaan.
Teks laporan hasil observasi terdiri atas definisi umum (pembukaan), deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Bagian definisi umum (pembukaan) berisi pengertian akan sesuatu yang dibahas. Deskripsi bagian berisi gambaran tentang sesuatu secara terinci. Sementara itu, deskripsi manfaat merupakan bagian yang berisi manfaat atau kegunaan.
Ciri-ciri teks observasi:
a. Struktur:
definisi umum (pembukaan),
deskripsi bagian, dan
deskripsi manfaat.
b. Isi:
Definisi umum (pembukaan) berisi pengertian akan sesuatu yang dibahas.
Deskripsi bagian berisi gambaran tentang sesuatu secara terinci.
Deskripsi manfaat merupakan bagian yang berisi manfaat atau kegunaan.
Definisi umum (pembukaan) berisi pengertian akan sesuatu yang dibahas.
Deskripsi bagian berisi gambaran tentang sesuatu secara terinci.
Deskripsi manfaat merupakan bagian yang berisi manfaat atau kegunaan.
CONTOH:
Burung Merpati
Burung merpati adalah salah satu hewan tersukses di dunia, karena burung jenis ini ditemui di seluruh belahan dunia kecuali Antartika. Di daerah Boja, burung merpati hidup berdampingan dengan manusia sebagai hewan peliharaan.
Burung merpati termasuk burung berukuran sedang. Ukuran panjang burung ini antara 20 cm hingga 30 cm dan berat antara 700 gram hingga 900 gram. Bahkan di Desa Puguh pernah di jumpai burung merpati dengan berat hingga hampir mencapai 1 kg.
Burung merpati memiliki beragam jenis warna, antara lain coklat, putih, hitam, atau perpaduan dari beberapa warna tersebut. Merpati memiliki semacam sensor dalam hidungnya yang di gunakan untuk mengenali bau rumahnya, inilah penyebab burung merpati dapat pulang kerumahnya setelah terbang jauh. Makanan burung ini adalah biji-bijian seprti, jagung, beras, kacang hijau, dan lain sebagainya. Bahkan di daerah Boja burung merpati biasa memakan gabah yang sedang di jemur oleh petani.
Di Boja burung merpati tinggal di dalam sarang berbetuk balok dengan lubang persegi sebagai pintunya. Sarang burung merpati sering di sebut pagupon. Pagupon biasanya ditempel di dinding rumah pemilik burung merpati. Burung ini adalah burung yang mudah dipelihara, tak heran di Boja sangat mudah di temui burung merpati.
Burung merpati juga dapat digunakan dalam perlombaan, misalnya balapan atau kontes kecantikan burung merpati. Namun yang sering dijumpai di Boja adalah belapan. Balapan biasanya dilakukan pada lintasan yang lurus atau diterbangkan dari jarak jauh. Dalam hal ini yang digunakan untuk balapan adalah merpati jantan, sedangkan merpati betina hanya untuk pancingan saja. Burung merpati dapat mengenali pasanganya masing-masing, karena burung merpati termasuk burung yang setia terhadap satu pasanganya.
Populasi burung merpati di Indonesia sangatlah besar, namun kebanyakan burung merpati di Indonesia adalah peliharaan. Keberadaan burung merpati liar sangatlah sedikit, mungkin hal ini karena berkurangnya habitat merpati karena pesatnya pembangunan. Burung merpati patut di lestarikan, agar anak cucu kita dapat melihat burung merpati secara langsung, bukan hanya cerita dari orang tuanya.
2. DESKRIPTIF
Teks tanggapan deskriptif disusun dengan struktur yang terdiri atas identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi bagian. Bagian identifikasi berisi ciri, benda, tanda, dan sebagainya yang ada di dalam teks tersebut. Bagian klasifikasi berisi pengelompokan menurut jenis, kelompok, dsb., Sementara itu, deskripsi bagian berisi tentang gambaran-gambaran bagian di dalam teks tersebut.
Ciri-ciri teks deskriptif:
Teks tanggapan deskriptif disusun dengan struktur yang terdiri atas identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi bagian. Bagian identifikasi berisi ciri, benda, tanda, dan sebagainya yang ada di dalam teks tersebut. Bagian klasifikasi berisi pengelompokan menurut jenis, kelompok, dsb., Sementara itu, deskripsi bagian berisi tentang gambaran-gambaran bagian di dalam teks tersebut.
Ciri-ciri teks deskriptif:
a. Struktur:
- identifikasi,
- klasifikasi, dan
- deskripsi bagian.
- identifikasi,
- klasifikasi, dan
- deskripsi bagian.
b. Isi:
Identifikasi berisi ciri, benda, tanda, dan sebagainya yang ada di dalam teks tersebut.
klasifikasi berisi pengelompokan menurut jenis, kelompok, dsb.,
deskripsi bagian berisi tentang gambaran-gambaran bagian di dalam teks tersebut.
Identifikasi berisi ciri, benda, tanda, dan sebagainya yang ada di dalam teks tersebut.
klasifikasi berisi pengelompokan menurut jenis, kelompok, dsb.,
deskripsi bagian berisi tentang gambaran-gambaran bagian di dalam teks tersebut.
CONTOH:
1. Meja yang dibelikan bapak untuk Budi sebagai hadiah ulang tahun sudah sampai. Meja itu terbuat dari kayu jati. Meja itu tingginya kurang lebih 75 cm lebarnya sekirar 50 cm dengan panjang 1,5 meter. Meja bewarna coklat muda ini terlihat sangat cocok dengan ruang belajar Budi yang sedikit gelap. Meja ini punya 2 lemari yang 1 sebelah kiri dan yang satunya sebelah kanan. Dengan adanya penyangga kaki membuat meja ini nyaman digunakan untuk belajar.
2. Pulau Komodo yang terletak di dekat pulau Flores Nusa Tenggara Timur menjadi perhatian dunia karena disana terdapat hewan langka Komodo. Pulau ini bisa dikunjungi kurang lebih 1-2 jam dari pelabuhan terdekat. Populasi komodo di pulau ini mencapai 1300 ekor(pada tahun 2009) ini sudah lebih dari cukup untuk menarik minat wisatawan lokal maupun asing. Pulau yang luasnya 390 km2 ini telah diumumka sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia.
3. EKSPOSISI
Teks eksposisi disusun dengan struktur yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Bagian pernyataan pendapat (tesis) berisi tentang pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks. Bagian argumentasi berisi tentang argumen-argumen (alasan) yang mendukung pernyataan penulis, sedangkan penegasan ulang berisi tentang pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan (tesis).
Ciri- ciri teks eksposisi:
Teks eksposisi disusun dengan struktur yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Bagian pernyataan pendapat (tesis) berisi tentang pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks. Bagian argumentasi berisi tentang argumen-argumen (alasan) yang mendukung pernyataan penulis, sedangkan penegasan ulang berisi tentang pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan (tesis).
Ciri- ciri teks eksposisi:
a. Struktur:
-pendapat (tesis),
-argumentasi, dan
-penegasan ulang pendapat.
-pendapat (tesis),
-argumentasi, dan
-penegasan ulang pendapat.
b. Isi:
(tesis) berisi tentang pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks.
argumentasi berisi tentang argumen-argumen (alasan) yang mendukung pernyataan penulis
penegasan ulang berisi tentang pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan (tesis).
(tesis) berisi tentang pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks.
argumentasi berisi tentang argumen-argumen (alasan) yang mendukung pernyataan penulis
penegasan ulang berisi tentang pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan (tesis).
CONTOH:
1. Contoh eksposisi tentang ekonomi
Peran dan Manfaat WTO
Globalisasi memberikan dampak berupa perubahan pada pasar internasional, salah satunya adalah liberalisasi perdagangan, yang dipandang sebagai suatu upaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi.
Indonesia yang menganut perekonomian terbuka sangat sulit untuk mengelak dari dinamika ekonomi internasional yang semakin mengglobal ini. Konsekuensinya, pasar domestik Indonesia tidak terlepas dari gejolak pasar dunia yang semakin liberal, karena kebijakan unilateral dan ratifikasi kerjasama perdagangan internasional (regional dan global) yang harus dilakukan Indonesia.
World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota.
2. Contoh eksposisi Kesehatan
Manfaat Wortel
Wortel merupakan salah satu sayuran yang paling populer di dunia. Wortel sering dilibatkan dalam berbagai masakan seperti sup ayam atau salad. Wortel mengandung sekitar 88% air, 7% gula, 1% protein, 1% serat, 1% abu, dan 0,2% lemak. Wortel kaya akan antioksidan, mineral, dan sejumlah nutrisi lainnya yang baik bagi kesehatan tubuh.
Sayuran wortel ini ternyata juga sangat nikmat jika dibuat jus. Manfaat jus wortel bagi kesehatan tubuh antara lain menjaga kesehatan mata, mencegah rabun senja, mencegah penyakit kanker, dan menghilangkan racun dalam tubuh. Selain dibuat jus, wortel juga berguna untuk obat tradisional, adapun manfaatnya yaitu mengobati demam pada anak, menghilangkan nyeri haid, dan menyembuhkan luka bakar.
Manfaat jus wortel yang paling utama adalah memberikan asupan vitamin A untuk tubuh sehingga kesehatan mata dapat terjaga. Selain itu manfaat wortel juga bisa digunakan sebagai obat tradisional.
4. EKSPLANASI
Teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan interpretasi/penutup/interpretasi (tidak harus ada). Bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang apa yang dibicarakan. Bagian deretan penjelas berisi urutan uraian atau penjelasan tentang peristiwa yang terjadi. Sementara itu, bagian interpretasi berisi pendapat singkat penulis tentang peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada atau tidak ada.
Teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan interpretasi/penutup/interpretasi (tidak harus ada). Bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang apa yang dibicarakan. Bagian deretan penjelas berisi urutan uraian atau penjelasan tentang peristiwa yang terjadi. Sementara itu, bagian interpretasi berisi pendapat singkat penulis tentang peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada atau tidak ada.
Struktur:
- pernyataan umum (pembukaan),
- deretan penjelasan (isi), dan
- interpretasi/penutup/interpretasi (tidak harus ada).
Bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang apa yang dibicarakan.
Bagian deretan penjelas berisi urutan uraian atau penjelasan tentang peristiwa yang terjadi.
Bagian interpretasi berisi pendapat singkat penulis tentang peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada atau tidak ada.
- pernyataan umum (pembukaan),
- deretan penjelasan (isi), dan
- interpretasi/penutup/interpretasi (tidak harus ada).
Bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang apa yang dibicarakan.
Bagian deretan penjelas berisi urutan uraian atau penjelasan tentang peristiwa yang terjadi.
Bagian interpretasi berisi pendapat singkat penulis tentang peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada atau tidak ada.
CONTOH:
Fatamorgana
Fatamorgana adalah bayangan semu (tidak nyata) yang biasanya terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir atau padang es. Fatamorgana juga biasa terdjadi di jalan. Kata fatamorgana diambil dari bahasa Italia yang mulanya diambil dari nama saudari Raja Arthur, Faye le Morgana, seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa. Seringkali, fatamorgana menyerupai danau atau air yang berminyak. Ini sebenarnya adalah pantulan dari langit karena udara yang panas. Udara panas ini berfungsi sebagai cermin.
Fatamorgana terjadi karena adanya perbedaan kerapatan antara udara dingin dan udara panas. Udara dingin memiliki kerapatan lebih pekat dan lebih berat dibandingkan udara panas. Kenyataannya, lapisan udara panas yang ada di dekat tanah terperangkap oleh lapisan udara yang lebih dingin di atasnya. Cahaya dibiaskan secara horisontal dan pandangan akhirnya berjalan ke atas karena pengaruh internal total. Pemantulan internal total (total internal reflection) adalah proses pemantulan seberkas cahaya pada permukaan batas antara satu medium dengan medium lain yang indeks biasnya lebih kecil, jika sudut datang ke medium kedua melebihi suatu sudut kritis tertentu. Dengan demikian, cahaya berjalan di dalam medium yang memiliki indeks bias yang tinggi seperti air, kaca, dan plastik ke medium yang memiliki indeks bias lebih rendah seperti udara. Akibatnya gambar dengan sifat semu dan terbalik akan membentuk fatamorgana. Fatamorgana ada 2 macam yaitu fatamorgana superior dan inferior. Fatamorgana superior terjadi di atas cakrawala. Sedangkan Fatamorgana inferior lebih sering terjadi di sekitar kita.
Secara ilmiah, fatamorgana digolongkan dalam fenomena alam yang unik, karena terbentuk dari proses alamiah yang membentuk suatu hal yang indah di alam. Seringkali, masyarakat yang tidak paham proses terjadinya fatamorgana, beranggapan bahwa hal itu disebabkan oleh kelelahan mata, namun sebenarnya fatamorgana dapat dilihat tanpa kelelahan mata, bahkan dapat difoto secara langsung.
5. CERPEN
Teks cerita pendek disusun dengan struktur yang terdiri atas orientasi, komplikasi, dan resolusi. Bagian orientasi merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya. Bagian komplikasi berisi tokoh utama berhadapan dengan masalah (problem). Bagian ini menjadi inti teks narasi dan harus ada. Jika masalah pada bagian ini tidak ada, penulis harus menciptakannya. Sementara itu, bagian resolusi berisi pemecahan masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif. a
Struktur:
-orientasi,
-komplikasi, dan
-resolusi.
-orientasi,
-komplikasi, dan
-resolusi.
a
Isi:
merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya.
komplikasi berisi tokoh utama berhadapan dengan masalah (problem). Bagian ini menjadi inti teks narasi dan harus ada. Jika masalah pada bagian ini tidak ada, penulis harus menciptakannya.
resolusi berisi pemecahan masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif.
Isi:
merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya.
komplikasi berisi tokoh utama berhadapan dengan masalah (problem). Bagian ini menjadi inti teks narasi dan harus ada. Jika masalah pada bagian ini tidak ada, penulis harus menciptakannya.
resolusi berisi pemecahan masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif.
CONTOH:
Nenek Jingga
Nenek Jingga adalah tetangga baru yang menempati rumah di depan rumah Asti.Wajahnya sudah sangat keriput, dengan mata yang menyeramkan seperti nenek sihir di film film horor.
Asti sering bergidik melihatnya. Setiap kali bertemu di depan rumah Asti langsung berlari kencang menghindar.
“Aku takut Bun!” keluhnya pada Bunda yang menegur sikapnya, “Nenek itu seram sekali wajahnya..”
“Bukan seram,Asti..itu karena nenek sudah tua jadi wajahnya berkerut!”kata Bunda
Tapi tetap saja Asti takut berdekatan dengan Nenek Jingga. Kadang Nenek Jingga memanggilnya masuk ketika Asti melongok longok dipagar berharap menemukan keanehan dirumah Nenek itu.Ketika Nenek Jingga keluar, Asti lari masuk ke dalam.
Malamnya ia suka bermimpi Nenek Jingga datang dengan giginya yang runcing dan topi kerucut ala nenek sihir.Asti menjerit terbangun.
“Kenapa Asti?? Mimpi buruk?” Tanya Ayah yang ikut terkejut.
“Asti mimpi Nenek Jingga datang Yah…” sungutnya. Bunda dan Ayah tertawa mendengarnya.
“Ih sudah kelas tiga kok masih penakut. Nenek Jingga kan baik, di sering kirim kue Sus kesukaanmu tuh!”
Asti bergidik. Di dalam pikirannya sekarang Nenek Jingga sedang membersihkan sapu terbangnya untuk kemudian berkeliling menculik anak anak perempuan seusianya.Hiiiihhh!!…
Pulang sekolah Asti menemukan rumahnya dalam keadaan kosong dan terkunci. Kemana bunda?
Pulang sekolah Asti menemukan rumahnya dalam keadaan kosong dan terkunci. Kemana bunda?
“Cucu,…” sapaan serak itu mengejutkan Asti. Nenek Jingga sudah berdiri di belakangnya, menyeringai dengan mata menyipit.
“Bundamu tapi titip pesan supaya kamu kerumah Nenek dulu karena Bunda harus ke rumah sakit, Bude mu sakit keras…”Nenek Jingga mengulurkan tangannya mengajak Asti ke rumahnya.
Duuuh! Bunda kenapa nitipin aku ke Nenek sihir sih!! Gerutunya. Bulu kuduknya berdiri.
Sementara hari mendung dan sebentar lagi kelihatannya akan turun hujan lebat.
Asti menurut, mau tidak mau. Ia memberanikan diri mengikuti Nenek Jingga.
Asti duduk di teras, dan benar saja…hujan mulai turun disertai petir. Asti melongok longokkan kepalanya ke sekitar. Takut menemukan sapu terbang milik Nenek Jingga.
Plarrr!!! Tiba-tiba suara halilintar terdengar menyambar. Asti menjerit naik ke atas kursi dan berjongkok menekap tubuhnya.
Nenek Jingga terkekeh melihat kelakuannya. Ia keluar menyuguhkan Kue Sus dan teh hangat.
“Takut ya…?” katanya masih terkekeh,”Ayo minum teh ini supaya tubuhmu hangat,Cu…dan ini kue sus buatan Nenek, kata Bundamu kamu sangat suka….”
Asti mendekat perlahan. Perutnya memang sedikit lapar karena belum makan siang.
“Suara halilintar itu keras sekali…”gumamnya.
Nenek Jingga terkekeh lagi, kulitnya yang keriput makin terlihat berkerut kerut.
“Cucu tau apa penyebab Halilintar?”
Karena sihirmu,…Abrakadabraaaaa!!! Asti masih berkhayal sebelum mengeleng ragu.
“Halilintar itu adalah percikan listrik.Penyebabnya adalah loncatan listrik yang amat besar dari awan ke awan ,dan juga dari awan ke bumi….”terang Nenek Jingga.
Asti mendengarkannya seksama.
“Nanti kalau kamu sudah sekolah menengah kamu akan belajar adanya kutub negatif dan kutub positif. Nah , Halilintar itu terjadi karena perbedaan kutub yang besar antara awan ke awan atau awan ke bumi, karena perbedaan yang terlalu besar itu maka terjadi lah pelepasan listrik dan menimbulkan cahaya raksasa..”
Asti memandang Nenek Jingga takjub. Ternyata nenek sihir ini sangat pintar. Sedikit demi sedikit Asti berani bertanya pada Nenek Jingga apa yang ingin di ketahuinya.
“Itu yang dinamakan petir?”
Nenek mengangguk,”karena petir berbahaya, makan hampir setiap bangunan tinggi punya penangkal petir di atapnya.Bentuknya seperti logam yang di letakkan di atas gedung…”
Nenek menuangkan teh lagi pada gelas Asti yang tandas.
Di luar masih terlihat petir menyambar dan hujan yang cukup lebat.
“Hebat ya yang punya ide membuat penangkal petir itu…” gumam Asti.
“Iya. Dia adalah seorang ilmuwan bernama Benjamin Franklin….”
Asti jadi benar benar tertarik dengan cerita Nenek Jingga,”Nenek kok banyak tahu sih….”
Nenek Jingga terkekeh lagi,” Nenek dulu adalah Guru Sekolah Dasar….dan Nenek senang membaca!”
Asti tercengang. “Guru?”
“Iya, tapi Nenek sudah lama pensiun…sekarang Nenek sering mengisi waktu untuk mendongeng dan bercerita tentang Ilmu pengetahuan di sekolah sekolah…” terang Nenek Jingga.
Perlahan ketakutan Asti berubah menjadi kekaguman. Di usia Nenek Jingga yang setua ini, beliau masih kuat mengerjakan semua sendiri dan bahkan masih kuat berkeliling sekolah sekolah untuk bercerita.
Semenjak saat itu Asti jadi sering bertandang ke rumah Nenek Jingga. Ternyata dari Nenek yang dulu ditakutinya ini Asti bisa banyak menimba ilmu.
RINGKASAN
1. OBSERVASI = hasil observasi di sekitar kita
2. DESKRIPTIF = menggambarkan sesuatu
3. EKSPOSISI = gagasan atau pendapat
4. EKSPLANASI = proses terjadinya suatu peristiwa
5. CERPEN = menceritakan sesuatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar